Pages

Selasa, 26 April 2011

APA ITU ANAK IMPULSIF??

Attention deficit hyperactivity disorder atau ADHD adalah bentuk ketidakmampuan dimana anak secara konsisten menunjukkan satu atau lebih ciri-ciri berikut ini :
  1. kurang perhatian
  2. hiperaktif dan
  3. impulsif
Anak kurang perhatian akan sulit berkonsentrasi pada satu hal dan mungkin cepat bosan mengerjakan tugas. Anak hiperaktif menunjukkan level aktifitas fisik yang tinggi, hampir selalu bergerak. Anak impulsif sulit mengendalikan reaksinya dan gampang bertindak tanpa pikir panjang.
Disini, saya akan membahas mengenai anak impulsif.

Apa itu impulsif??
Impulsif adalah dorongan yang didasarkan keinginan atau untuk pemuasan atau keinginan secara sadar maupun tidak sadar. Bertindak impulsif adalah suatu tindakan yang didasarkan dengan adanya dorongan untuk mengekspresikan keinginan. Bertindak impulsif juga berarti bertindak tanpa berpikir/memikirkan tindakan itu terlebih dahulu. Dan itulah yang biasanya dilakukan oleh pecandu, bertindak tanpa berpikir. Perilaku yang ingin segera mendapat feedback dari lingkungannya. Perilaku yang tidak sabar menunda keinginannya.

Biasanya anak di bawah usia 8 tahun relatif lebih impulsif dari pada anak usia 9 - 18 tahun. Orang tua sering memandang impulsivitas sebagai agresi, ketidakmatangan emosi. Anak impulsive sering bertengkar sehingga dianggap anak nakal. Biasanya karena anak ini ingin segera memiliki mainan yang sedang dimainkan temannya, tidak sabar untuk meminta jadinya merebut. Sehingga jadi memancing terjadi keributan. Orangtua melihat anak impulsive karena ketidakmatangan emosi. Salah satu penyebab impulsive adalah karena perilaku orangtua yang kelewat cemas atau khawatir terhadap anaknya.

Ciri-ciri anak impulsif :
  1. Tidak mampu mengontrol diri
  2. Cenderung agresif
  3. Sering melanggar peraturan
  4. Sering memotong pembicaraan orang lain
  5. Bila mengingingkan sesuatu harus segera memperolehnya
  6. Tidak sabar menunggu giliran
  7. Memberikan jawaban sebelum guru selesai memberi pertanyaan
Penyebab
  1. Impulsivitas ekstrim diyakini disebabkan karena masalah organis, di mana mekanisme otak mengalami hambatan fungsional.
  2. Secara organis dapat bersifat genetik atau gangguan neurologis.
  3. Beberapa anak sejak lahir sudah membawa potensi impulsif yang menyebabkan ia bereaksi seketika pada banyak situasi.
  4. Penyebab impulsivitas lain yang sering terjadi adalah kecemasan dan faktor budaya. Anak yang cemas dan tegang (dengan berbagai konflik psikologis) seringkali bertindak seolah-olah dia berada dalam keadaan panik. Mereka bertindak dengan pikiran pertama mereka dan tidak dapat memutuskan untuk berpikir dengan cara yang lebih tenang. Demikian pula anak yang sedih dan pesimistik seringkali memilih imbalan kecil dan segera untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan anak yang gembira seringkali memilih imbalan besar meski tertunda.
  5. Faktor belajar. Anak mencontoh tingkah laku impulsif dari lingkungannya atau dari keluarga dekatnya.

Pencegahan Impulsivitas
Mengajari Menunda Kepuasan :
Ajarilah anak melakukan "Self-Talk" (berkata pada diri sendiri untuk mensugesti atau memotivasi diri).
Anak juga dapat diajari menunggu dengan menggunakan fantasi.
Bermainlah bersama anak.
Membuat anak menyadari akibat/konsekuensi perbuatannya pada orang lain, sehingga anak akan berusaha menunda responnya.
Memberikan imbalan pada tingkah laku anak adalah cara yang sangat baik meskipun harus dilakukan hati-hati.

Tindakan Yang Perlu Dilakukan Dalam Menghadapi Impulsivitas
  1. Mengajari Pemecahan Masalah
  2. Mengajari Self Talk
  3. Memberi Imbalan pada Tingkah Laku Reflektif dan Hukuman pada Tingkah Laku Impulsif
  4. Memberi Tanda/Isyarat
  5. Metode Profesional
Mengajari Pemecahan Masalah

Anak-anak seringkali merasa tidak berdaya dan sangat frustrasi bila usahanya tidak berhasil sehingga memunculkan reaksi marah dan sedih. Oleh karena itu orang tua perlu secara aktif mengajarkan cara berpikir.
  • Sebab Akibat : "Jika kamu memukul temanmu, maka mereka akan kesal."
  • Kemungkinan (probabilitas) : "Apa yang akan terjadi jika kamu selalu menyela orang yang sedang bicara?"
  • Konsekuensi dari suatu tindakan.
  • Solusi alternatif untuk satu persoalan : "Jika tidak ada orang di rumah, kamu dapat menelpon orang tua di kantor, pergi ke tetangga, atau bermain di luar sampai orang tua pulang"
Tanyakan apa yang terpikir untuk dilakukan oleh anak. Tujuannya, agar anak dapat berpikir lebih jauh dan mengevaluasi hasil beberapa solusi.

Mengajari Self Talk
Self-talk sebagai bentuk dari penundaan pemuasan keinginan adalah metode yang sangat kuat dalam mengatasi impulsivitas. Anak harus belajar untuk menunda kenikmatan. Menunggu giliran dalam suatu permainan, tidak makan permen sebelum makan malam, tidak menyela pembicaraan, tidak mengungkapkan ide tanpa berpikir terlebih dahulu, semuanya harus diajarkan. Dengan mengajari mereka melakukan self-talk akan membantu anak menjadi sabar, anak secara bertahap akan belajar menerapkannya dalam berbagai situasi.

Jika seorang anak mengalami kesulitan, misalnya, menghadapi ejekan teman sebayanya, orang tua dapat berperan sebagai anak yang berada pada situasi tersebut dan berpura-pura berpikir serta melakukan tindakan yang tepat:
  • "Saya tidak akan memukulnya meskipun saya marah. Saya akan mengatakan padanya bahwa saya marah dan ia tidak boleh mengejek lagi"
  • "Saya marah diejek seperti itu, kamu tidak boleh bilang begitu."
  • Berpura-pura temannya tidak mau berhenti mengejek, orang tua kemudian berkata, "Saya akan pergi dan tidak peduli" (dan berpura-pura pergi). Tipe role playing seperti ini sangat mendidik.

Memberi Imbalan Reflektif dan Hukuman Untuk Tindakan Impulsif
Ketika anak bertindak impulsif, berilah anak kesempatan untuk menyadari alternatif tindakan lain dan kemudian memberi imbalan kepadanya. Banyak anak impulsif dapat menurunkan tingkat impulsivitasnya dengan cara ini.
Bila kurang berhasil cobalah cara "time out". Ketika anak bicara terus-menerus secara impulsif atau tiba-tiba bertindak semaunya, ingatkan dia untuk berhenti dan masuk ke dalam kamarnya (Time Out) sampai ia tenang. Bila orang tua menggunakan imbalan dengan sistem pemberian point, maka pada saat time out, point dapat dikurangi. Waktu ekstra untuk bermain, mengerjakan tugas bebas atau menonton telelvisi dapat digunakan sebagai imbalan harian.

Memberi Tanda/Isyarat
Buatlah tanda, misalnya dengan mengacungkan jempol kiri dan jari telunjuk, untuk menunjukkan pada anak yang sangat impulsif bahwa ia sedang bertindak impulsif dan harus segera mengendalikan dirinya. Dalam keadaan stress, anak yang melihat tanda ini akan menjadi tenang, dan berhenti bertindak atau bicara impulsif.

Metode Profesional
Relaksasi otot dan bermacam prosedur biofeedback dapat digunakan. Kontroversial tapi seringkali efektif, adalah penggunaan psikotropika untuk anak yang sangat impulsif yang tidak berespon terhadap pendekatan lain. Anak yang sangat impulsif dapat menggunakan kombinasi metode profesional dan metode orang tua. Bahkan anak yang sebelumnya membutuhkan pengobatan secara medis dapat menguranginya jika metode dari orang tua berhasil digunakan.

Sumber : Santrock, J. W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Kencana : Jakarta




Senin, 25 April 2011

PSIKOLOGI SEKOLAH DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI SEKOLAH
Psikologi sekolah adalah cabang psikologi pendidikan yang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik disekolah dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. 
 
Psikolog sekolah adalah psikolog yang terlibat dalam penyusunan berbagai tes maupun asesmen lain dan psikolog yang terlibat dalam pelaksaan pendidikan, teknologi pendidikan dan masalah-masalah pendidikan. 
 
Psikolog sekolah berperan dalam proses tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Mereka juga bertugas untuk melaksanakan tes; melakukan berbagai wawancara dengan siswa, orang tua, dan orang-orang lain yang terlibat dalam pendidikan siswa; observasi siswa dikelas, ditempat bermain dan pada berbagai kegiatan sekolah yang lain; dan mempelajari data kumulatif prestasi belajar siswa-siswa. Psikolog sekolah dibutuhkan sebagai pembina atau pelaksana tes untuk mengidentifikasi dan menggolongkan anak-anak yang memerlukan pendidikan khusus, pemberian laporan tertulis, yang memberi gambaran kelemahan dan kekuatan yang terungkap oleh tes, dilengkapi dengan dasar pikiran penggolongannya, dan kadang pula disajikan saran-saran umum mengenai pendidikan dan managemen kelas. Psikolog sekolah menerima referal langsung dari guru, orang tua, staf tata usaha, dan lembaga masyarakat dilingkungannya. Psikolog sekolah melaksanakan pengukuran menggunakan baterai-baterai tes lengkap untuk mengungkapkan faktor-faktor kognitif, afektif maupun konatif. Psikolog sekolah juga mengungkapkan informasi pengaruh-pengaruh kehidupan keluarga dan sekolah yang erat kaitannya dengan masalah yang dihadapi anak didik yang ditangani, biasanya dengan rekomendasi yang rinci dan spesifik untuk tindakan-tindakan lanjutan. Seringkali psikolog mengkonsultasikan hasil pengungkapannya dengan guru atau orangtua untuk membuat interpretasi. Dalam keadaan gawat ia juga memberikan konseling untuk membantu orang lain memahami dan menggunakan hasil diagnosa yang dilakukannya. Perhatian psikolog sekolah terhadap amak didik bersifat menyeluruh. Tujuannya adalah membantu sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan mental yang dihadapi anak didik.

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan. Psikologi pendidikan memberikan kontribusi penting dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh pendidik dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Psikologi pendididkan memberikan bimbingan tentang cara-cara merumuskan tujuan pembelajaran.

Psikolog pendidikan adalah psikolog yang berupaya untuk memahami aspek dasar pembelajaran manusia dan mengembangkan bahan dan strategi untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Psikolog pendidikan biasanya ditempatkan di sekolah-sekolah umum maupun swasta dari berbagai jenjang (play group hingga SMA). Psikolog pendidikan memiliki andil dalam merancang kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Selain itu, psikolog pendidikan berperan untuk senantiasa memonitor perilaku anak didik di lingkungan sekolah, keluarga ataupun masyarakat melalui komunikasi dua arah dengan orang tua anak. Psikolog pendidikan memberikan kontribusi dengan cara membantu pendidik memperhatikan perilaku peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. Para pakar psikolog pendididikan menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran adalah sama pentingnya dengan unsur-unsur pembelajaran lainnya. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan prosedur membantu peserta didik bergerak dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam setiap pembelajaran, sehingga peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

Sumber : Sukadji, Soetarlinah. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (L.P.S.P3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia : Depok
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/1993200-macam-macam-bidang-psikologi/#ixzz1KUpa20O0


Selasa, 05 April 2011

Fenomena Pendidikan di Indonesia

Anggota :
Khairunnisah 10-101

Fenomena 1 :
Fenomena yang dibahas dalam kasus di atas adalah mengenai bocornya soal Ujian Nasional di beberapa sekolah di Indonesia sebelum waktu pelaksanaan ujian. Fenomena ini sudah terjadi beberapa tahun belakangan ini, namun masih belum ada ketegasan dari pemerintah untuk menindaklanjuti oknum yang melakukannya. Fenomena ini akan dibahas dengan menggunakan Teori Psikologi Pendidikan dan Teori Pendidikan Keluarga.
Pembahasan :
  1. Teori Psikologi Pendidikan
Dalam kasus di atas, oknum yang sering melakukan kecurangan dengan membocorkan soal Ujian Nasional adalah guru dan pihak yang terkait dengan sekolah. Dan motivasi mereka dalam melakukan kecurangan itu juga bervariasi, mulai dari ingin mencari keuntungan sampai tidak tega melihat siswanya tidak lulus UN. Ya apabila dikaitkan dengan sekolah, tentu saja pihak sekolah ingin semua siswanya lulus demi menjunjung tinggi nama baik sekolah tersebut dari rasa malu.
Dalam hal ini, guru yang melakukan kecurangan kurang memiliki komitmen dan motivasi, seperti yang diungkapkan dalam buku Santrock mengenai “Cara Mengajar yang Efektif”. Seharusnya guru sebagai pendidik memiliki pengetahuan dan keahlian profesional serta komitmen dan motivasi yang tinggi terhadap pekerjaannya, tidak hanya di dalam ruang lingkup kelas tapi juga di kehidupan sehari-hari.
Selain itu, penyebab bocornya soal UN juga bisa dikarenakan murid yang merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya. Sehingga dia berusaha mencari segala jalan untuk dapat menghindarkan dirinya dari kegagalan, seperti yang diungkapkan oleh Jere Brophy, terdapat beberapa jenis murid yang dapat menghambar proses belajar-mengajar, yaitu salah satunya murid yang termotivasi untuk menghindari dirinya dari kegagalan. Bahkan mereka cenderung menghalalkan segala cara untuk menghindari kegagalan.
  1. Teori Pendidikan Keluarga
Ditinjau dari Pendidikan Keluarga, orang tua memiliki peran sangat penting dalam fenomena di atas. Harapan dan tuntutan orang tua yang terlalu tinggi mengakibatkan anak merasa tertekan dan menghalalkan segala cara untuk mencapai harapan tersebut. Sayangnya terkadang orang tua tidak mampu merasakan perasaan anak dalam menghadapi Ujian Nasional. Tak jarang anak akan merasakan anxiety (kecemasan) yang berlebihan menjelang Ujian Nasional.
Beberapa anak mengidap kecemasan tingkat tinggi lantaran orang tuanya membebankan standar prestasi yang tidak realistis pada diri anak mereka.” (Eccles, Wigfield) “Hal ini biasanya dikarenakan orang tua yang ambisius dan terobsesi pada sesuatu, kemudian dengan serta merta ingin menjadikan anaknya tersebut seperti yang dikehendakinya atau minimal sesukses dirinya. Sebaliknya juga bisa terjadi, karena orang tua gagal atau terpuruk dalam suatu bidang atau jenis kegiatan, kemudian dia melarang anaknya untuk memasuki suatu bidang.”
  1. Teori Bimbingan Sekolah
Peran guru bimbingan sangat penting dalam hal ini, yaitu untuk memberikan motivasi pada siswa agar menenangkan diri menjelang ujian dan tidak terlalu memikirkan masalah kelulusan. Karena selain orang tua, guru bimbingan dianggap sebagai orang tua kedua mereka di sekolah yang bisa mendorong siswa untuk lebih berprestasi tanpa perlu menggunakan cara “kotor”.
Fenomena 2 :
  1. Pendidikan di Indonesia: Mengapa Harus Mahal?!

Banyak orang tua murid khususnya dari golongan menengah ke bawah yang masih merupakan kalangan mayoritas di Indonesia mengeluhkan mengenai besarnya biaya pendidikan yang harus mereka keluarkan untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Bahkan pernah beberapa media cetak dan TV pernah menampilkan/menayangkan beberapa anak didik yang nekad melakukan bunuh diri hanya karena ketidakmampuan orang tua mereka membayar kewajiban administrasi / iuran sekolah. Padahal seperti kita ketahui hampir 20% APBN Pemerintah Indonesia sudah dialokasikan untuk sektor pendidikan dan pemerintah juga mengeluarkan Program BOS dan BOS buku (BOS = Biaya Operasional Sekolah).

Pembahasan :
  1. Teori Psikologi Pendidikan
Inilah fenomena pendidikan yang terjadi di negara kita. Hingga saat ini pendidikan masih merupakan sebuah mimpi bagi kalangan menengah ke bawah. Mengingat dari tahun ke tahun biaya pendidikan semakin mahal saja. Padahal, itu semua seharusnya sudah termasuk ke dalam anggaran pemerintah.
Bukankah sebagian anggaran sudah ditujukan untuk pendidikan?? Anggaran pendidikan dinaikkan, tetapi biaya untuk mengakses pendidikan semakin mahal. Tingkat pendidikan yang baik tentunya juga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik pula. Dengan adanya pendidikan, maka wawasan dan cara pandang serta berpikir seseorang akan semakin luas.
Kita telah merdeka dari penjajahan. Sekarang saatnya kita bangkit menjadi bangsa yang lebih kuat dan berpendidikan. Sehingga orang lain tidak dengan gampang membodohi kita. Sudah saatnya pemerintah untuk termotivasi melaksanakan program sekolah gratis karena menyadari pentingnya aset sumber daya manusia sebagai masa depan bangsa dan negara untuk kedepannya. Sangat banyak anak-anak bangsa yang cerdas tetapi tidak bisa sekolah karena keterbatasan biaya. Hal ini akan berdampak buruk pada kualitas sumber daya manusia di negara kita ke depannya. Bukankah negara ini didirikan untuk mencerdaskan dan menyejahterakan rakyatnya?

  1. Teori Pendidikan Keluarga
Keluarga terutama orang tua harus mengusahakan pendidikan untuk anak mereka. Peran sera mereka juga diperlukan dalam membimbing anak belajar di rumah. Selain itu dukungan dari kerabat dekat sekiranya dapat membantu meringankan beban biaya sekolah bagi kerabatnya yang kurang mampu tersebut sembari menunggu keputusan pemerintah mengenai kebijakan pendidikan gratis.


Fenomena 3 :

PENDIDIKAN GRATIS
Fenomena pendidikan gratis sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Salah satu program pemerintah adalah dana BOS yang dapat membantu pendidikan bagi siswa yang orangtuanya kurang mampu. Tetapi, masih adanya pro-kontra dalam program-program pendidikan gratis. Serta, pendidikan gratis memiliki kualitas pendidikan yang masih rendah karena gratis.

Pembahasan :
  1. Teori Psikologi Pendidikan
Behaviorisme adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan. Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.
Pendidikan behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. Ada ahli yang menyebutkan bahwa teori belajar behavioristik adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret.
  1. Teori Pendidikan Keluarga
Inilah fenomena yang terjadi di Negara kita, pendidikan gratis yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Banyak orang tua yang menginginkan kebijakan dari pemerintah akan pendidikan bagi orang yang tidak mampu. Dengan adanya dana BOS yang untuk membantu para siswa yang orang tuanya tidak mampu.
Tapi, ada juga prokontra terhadap pendidikan gratis. Pro mengatakan bahwa upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan penurunan angka anak putus sekolah, sekolah gratis bagi orangtua bisa mengurangi beban pikirannya untuk masalah biaya pendidikan dan tidak ada lagi anak-anak yang tidak boleh ikut ujian hanya karena belum bayar iuran sekolah.
Kontra mengatakan bahwa pemerintah bagaikan pahlawan kesiangan karena program tersebut sudah ada yang terlebih dahulu melakukannya seperti LSM-LSM. Serta, tidak dijaganya kualitas pendidikan di pendidikan gratis tersebut. Seperti teori behaviorisme merupakan kunci dalam mengembangkan keterampilan dasar dan dasar-dasar pemahaman dalam semua bidang subjek dan manajemen kelas. sekolah yang pendidikannya gratis kualitas pendidikan yang didapat pun rendah. Sehingga menghambat perkembangan keterampilan siswa.
Daftar Pustaka : Santrock., J. W. (2010). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Group.