Pages

Senin, 28 Februari 2011

Tipe pekerjaan rumah apakah yang seharusnya diberikan kepada anak SD??

Ada beragam pembelajaran dalam dunia pendidikan. Ada yang disebut dengan Teacher-centered dan ada yang disebut Learner-centered. Pada proses pembelajaran Teacher-centered, perencanaan dan instruksinya adalah guru. Sedangkan pada Learner-centered, perencanaan dan instruksinya adalah siswa. 
 
Model pembelajaran yang sepantasnya diterapkan kepada anak SD adalah proses pembelajaran Teacher-centered. Dimana guru memegang peranan penting dalam mengatur perencanaan dan instruksinya. Memberikan pekerjaan rumah ialah strategi instruksional dalam proses pembelajaran ini. Masalahnya sekarang ialah banyak sekali anak-anak SD yang malas dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Untuk itu, guru perlu tahu pekerjaan rumah seperti apa yang menimbulkan ketertarikan anak SD untuk mengerjakannya.

Untuk anak kecil, guru harus memberikan pekerjaan rumah yang penekanannya harus pada pekerjaan rumah yang menimbulkan ketertarikan dan kesukaan untuk belajar dan menambah keterampilan studi. Tugasnya haruslah pendek dan dapat diselesaikan dengan cepat. Jangan memberi tugas yang panjang sehingga membuat mereka menangis, stres atau tegang. Pekerjaan rumah harus menjadi kesempatan bagi murid untuk melakukan aktifitas kreatif yang mendalam. Pekerjaan rumah harus berhubungan dengan aktifitas kelas dihari yang berikutnya sehingga pekerjaan rumah itu punya makna, bukan sebagai tugas yang membuat mereka sengsara.

Namun demikian, beberapa psikolog pendidikan percaya pekerjaan rumah tidak efektif bagi anak SD. Alasannya ialah karena pekerjaan rumah terlalu fokus pada materi pelajaran dan tidak cukup untuk mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, memperkuat ketekunan, dan tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas. Dalam mengerjakan pekerjaan rumah, diperlukan bimbingan orang tua juga dirumah. Jadi guru dan orang tua dapat menjadikan pekerjaan rumah untuk membantu anak dalam berlatih menentukan suatu tujuan dan kegiatan untuk mencapai tujuan itu.
Semoga bermanfaat ^^

Selasa, 22 Februari 2011

TESTIMONI FILM UPIN IPIN “GENG”


Menonton film upin ipin pada hari rabu minggu lalu merupakan penyegaran bagi saya dari berbagai rutinitas kuliah. Apalagi, saya pun memang suka dengan film itu dan terlebih saya belum menonton film upin-ipin yang satu itu. Jadi, menonton film itu sangat menuntaskan rasa ingin tahu saya akan film yang katanya fenomenal di kalangan anak-anak tersebut.
            Film upin ipin ini sebenarnya bukan sekedar film biasa. Didalam setiap film upin ipin selalu terdapat nilai-nilai moral dan proses belajar. Film ini dikemas dengan tokoh-tokoh yang unik, lucu dan menghibur dengan berbagai karakter yang berbeda-beda. Sehingga dengan demikian film ini begitu disukai tidak hanya dikalangan anak-anak, tetapi juga remaja dan dewasa.
            Saat saya menonton Behind The Scene film Upin Ipin Geng ini, saya sangat takjub melihat proses pembuatannya. Proses pembuatannya ternyata hingga 2 tahun. Para kru benar-benar selektif dalam pembuatan film ini. Mulai dari pembuatan naskah hingga filmnya ditayangkan. Proses pembuatannya pun ternyata sangat rumit. Apalagi pada saat membuat animasi dari setiap pemainnya, bisa sampai 3 hari. Wah, benar-benar dibutuhkan kesabaran dan keahlian khusus dalam pembuatan film ini. Sungguh menakjubkan.
            Film ini menyampaikan ajaran-ajaran Islami yang mendidik dan bermoral. Mengingat anak-anak begitu menyukai film-film kartun dan animasi, maka para kru film ini bekerja keras untuk dapat menciptakan sebuah film yang mendidik dan disukai anak-anak. Saya ambil contoh adik saya dirumah. Adik saya sangat menyukai film serial upin ipin ini. Dia pun selalu meniru perbuatan upin ipin yang ada dalam film itu. Seperti misalnya puasa. Dulunya, adik saya ini paling rewel kalau sedang puasa. Siang hari pada bulan puasa, ia pasti sudah ingin makan. Namun, semenjak adanya film serial upin ipin yang mendidik untuk berpuasa pada bulan Ramadhan, adik saya perlahan menjadi tidak rewel lagi. Bahkan ia terkadang menangis kalau kami tidak membangunkannya sahur. Bukankah apa yang adik saya lakukan ini merupakan proses belajar dari apa yang ditontonnya?? Tentu saja ini merupakan proses belajar. Ia belajar menjadi lebih baik dalam berpuasa.
            Nah, dalam film “Geng” ini sendiri, ada banyak hal positif yang bisa ditiru oleh anak-anak. Diantaranya yaitu patuh terhadap perintah orang tua, rela berkorban, senang membantu orang yang membutuhkan, dan setia kawan. Point penting yang saya dapatkan dari film ini adalah : “Segala sesuatu yang dilakukan dengan keyakinan serta pantang menyerah, akan membawa mereka pada kesuksesan”. Maksudnya begini, pada saat mereka tersesat dihutan, mereka tidak begitu saja menyerah dan menunggu ada orang yang menolong mereka. Sebaliknya, mereka malah berusaha sekuat tenaga dan bersama-sama menghadapi berbagai rintangan yang ada didalam hutan. Mulai dari dikejar-kejar monster jadi-jadian, di kelilingi binatang buas hingga akhirnya mereka ditangkap dan disekap. Namun, karena adanya keyakinan bahwa mereka akan selamat dan terbebas dari hutan itu, mereka pun akhirnya terbebas dari hutan itu. Bukan hanya terbebas, mereka juga berhasil menangkap pencuri durian yang ada dihutan itu. Itu semua berkat keyakinan dan kerja sama mereka. Pelajaran berharga lainnya yaitu : “Siapa yang mencuri dan berbuat curang pasti akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dan lambat laun perbuatan mereka itu pasti akan terungkap”.
            Film ini sangat menarik untuk ditonton semua orang karena dikemas dengan nuansa mendidik yang diselingi dengan humor yang segar. Jadi, mari yang belum nonton segera nonton yaa...

Selasa, 15 Februari 2011

Strategi Instruksional Learner-Centered manakah yang lebih baik??



Learner-centered adalah prinsip pembelajaran yang menekankan pelajar yang aktif dan reflektif, bukan gurunya. Sesungguhnya, pendidikan itu akan menjadi lebih baik apabila fokus utamanya adalah orang yang belajar. Prinsip learner-centered ini dikembangkan oleh American Psychological Association (APA). Ada 3 macam strategi instruksional learner-center yaitu :
  1. Pembelajaran berbasis problem
  2. Pertanyaan esensial
  3. Pembelajaran penemuan

Pembelajaran berbasis problem yaitu model pembelajaran yang langsung menghadirkan contoh problem kasus nyata yang sering muncul sehari-hari didalam pembelajaran itu sendiri. Tugas murid-murid dalam pembelajaran ini adalah mengidentifikasi suatu problem kasus yang akan mereka pecahkan melalui kerja kelompok kecil. Mereka juga harus mencari materi atau sumber lain yang mereka butuhkan untuk menangani problem tersebut. Guru hanya bertindak sebagai pembimbing dan memonitori kegiatan muri-murid ini dalam memecahkan suatu problem.
Pertanyaan esensial adalah sebuah pertanyaan yang merefleksikan hal penting yang harus dipelajari oleh murid berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya, guru ingin memberikan materi pelajaran mengenai mekanika penerbangan. Guru dapat memberi sebuah pertanyaan sederhana kepada murid-murid. Misalnya, pertanyaan esensialnya adalah : "Apa arti dari terbang?". Pertanyaan ini lalu diikuti dengan pertanyaan lainnya seperti "Mengapa ada makhluk yang bisa terbang?", "Bagaimana penerbangan memengaruhi hidup manusia?", dan "Bagaimana masa depan penerbangan?". Pertanyaan semacam ini akan membuat murid bingung dan lalu memotivasi mereka untuk berpikir dan mencari tahu hal itu. Guru dapat merancang pertanyaan esensial sekreatif mungkin yang pada akhirnya akan menimbulkan keingintahuan murid untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan itu.
Pembelajaran penemuan adalah model pembelajaran dimana murid menyusun pemahamannya sendiri. Dalam pembelajaran ini, guru mendorong murid untuk mencari tahu sendiri, berpikir sendiri dan menemukan cara untuk mendapatkan pengetahuan. Metode ini juga memupuk rasa ingin tahu mereka. Peran guru hanya memfasilitasi saja dan juga berperan dalam menjawab pertanyaan murid. Pembelajaran penemuan ini sangat efektif dalam pelajaran sains. Para periset telah menemukan bahwa murid yang mempelajari sains dengan metode ini mendapatkan nilai lebih tinggi ketimbang yang diajar dengan metode pengajaran langsung.
Jadi, menurut saya tidak ada strategi yang lebih baik disini. Ketiga strategi ini sama baiknya. Intinya, ketiga strategi ini memotivasi murid untuk lebih aktif dalam proses belajar. Mereka dituntut untuk memperoleh pengetahuan secara mandiri. Murid yang memperoleh pengetahuannya sendiri, baik dengan mengaitkannya dengan contoh kasus ataupun penelitian, lebih memahami dan lebih mengingat pengetahuan itu ketimbang yang hanya duduk diam menerima penjelasan dari guru. Piaget pernah mengatakan bahwa setiap kali Anda memberi tahu murid, maka murid tidak belajar. Peran guru disini bukannya tidak dibutuhkan. Peran guru juga dibutuhkan, hanya saja sebagai fasilitator. Tidak mungkin juga membiarkan murid belajar sendiri karena akan menyebabkan murid mendapatkan solusi yang salah dan strategi yang tidak efisien untuk menemukan informasi. Setelah murid memperoleh pengetahuannya sendiri, guru baru kemudian memberikan penjelasan sehingga murid-murid menjadi tahu apa yang benar dan apa yang salah dari informasi atau pengetahuan yang mereka cari dan temukan.
Semoga bermanfaat ^^

Sumber : Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta : Kencana

Minggu, 13 Februari 2011

PENDAPAT MENGENAI PENGGUNAAN BLOG DAN E-MAIL


Khairunnisah ( 10-101 )

Pendapat kelompok kami tentang penggunaan blog dan e-mail dikaji dari Psikologi Pendidikan dan fenomena-fenomena di Indonesia, Medan khususnya yaitu :

Dunia pendidikan saat ini tidak dapat dilepaskan dari peranan teknologi, terutama internet. Kita pun dituntut untuk mampu dalam menggunakan berbagai teknologi ini. Dengan internet, siswa atau mahasiswa lebih dipermudah untuk mencari tahu dan memahami pelajaran atau materi yang diajarkan di kelas.

Penggunaan internet itu bisa mencakup penggunaan blog dan e-mail, seperti yang diterapkan dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan. Penggunaan blog, menurut kami sangat membantu kami untuk mengeksplorasi dunia internet lebih jauh. Mungkin dulu kami tidak pernah menggunakan, bahkan mengetahui apa itu blog, tapi di mata kuliah Psikologi Pendidikan, kami diperkenalkan dengan dunia blog. Sehingga ini menjadi pengalaman dan suasana baru yang kami dapatkan dalam proses belajar-mengajar. Kreativitas kami dituntut dalam mengolah blog masing-masing. Kami pun dapat dengan mudah untuk memposting tugas yang diberikan dosen tanpa harus mengeprint dan menyerahkannya langsung pada dosen yang bersangkutan. Kegiatan ini membantu mencegah global warming karena menghemat penggunaan kertas. Selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, melalui blog juga dapat membantu orang lain yang ingin memperoleh informasi. Orang dapat membaca blog kita dan memperoleh informasi dari apa yang telah kita buat. Blog juga dapat digunakan sebagai sarana diskusi. Jadi, walaupun tidak bertemu secara langsung dan berada di tempat yang berbeda, kita dapat berdiskusi kapan saja.

Sedangkan penggunaan e-mail juga sangat membantu kami. Selain karena lebih praktis, e-mail dirasa juga lebih memudahkan dosen dalam pengiriman bahan mata kuliah. Terutama apabila dosen tidak dapat hadir, dosen dapat mengirimkan bahan mata kuliah melalui e-mail saja. Selain itu file yang tersimpan di inbox email tidak mudah hilang sehingga kita dapat membukanya kembali kapan saja.

Menggunakan blog dan email juga menghemat biaya. Dengan biaya yang murah, kita telah dapat mengakses apapun dengan cepat. Cukup menguntungkan bagi kami.

Namun ditinjau dari fenomena dunia pendidikan di Indonesia, penggunaan internet dalam proses belajar-mengajar dirasa masih belum merata penyebarannya. Karena masih banyak sekolah yang belum bisa menggunakan internet sebagai alat bantu pembelajaran. Hal tersebut biasanya terjadi pada sekolah di pedalaman dan sekolah yang tidak memiliki biaya untuk mewujudkan proses belajar-mengajar seperti yang ada di kota-kota besar. Sehingga kadang muncul ketimpangan sosial antara sekolah pedalaman dan sekolah kota.

Penggunaan blog dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan itu sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh E.L.Thorndike yaitu : salah satu tugas pendidikan di sekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Dalam mata kuliah Psikologi Pendidikan, setiap mahasiswa diharuskan membuat satu permasalahan dari materi yang akan dipelajari dan membahasnya secara sederhana. Sehingga secara tidak langsung, penalaran kami sangat diharuskan untuk aktif.

Sumber : Santrock, J. W. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Kencana : Jakarta
              Munir. 2008. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Alfabeta : Bandung

Senin, 07 Februari 2011

Apa pengaruh internet bagi pelajar??

Internet merupakan inti komunikasi melalui komputer. Internet berisi berbagai macam informasi dari berbagai penjuru dunia yang dapat di akses dengan cepat. Setiap detik nya terdapat berbagai peristiwa terbaru yang terjadi di berbagai penjuru dunia dan kita dapat segera mengetahuinya dari internet. Internet memuat berbagai berita terbaru yang bahkan tidak ada dalam buku teks.

Dalam internet terdapat sistem pengambilan informasi hypermedia yang menghubungkan berbagai materi internet yang mencakup materi teks dan grafis. Sistem ini disebut World Wide Web (Web). Pelajar dapat mengakses semua informasi yang ada di web dengan cara meng-klik kata atau gambar yang ada di layar komputer. Indeks web dan mesin pencari seperti Google, GoTo, Infoseek, Looksmart, Lycos, Nothern Light, dan Yahoo dapat membantu pelajar untuk menemukan informasi yang mereka cari. Selain itu internet juga dapat digunakan pelajar untuk menganalisis, memecahkan masalah maupun memperbaiki berbagai tugas mereka. Pelajar dapat dengan gampang menyelesaikan berbagai tugas dan persoalan dengan adanya internet. Bahkan dapat menuntaskan rasa ingin tahu mereka terhadap suatu hal. Pelajar juga dapat berkomunikasi dengan siapa saja dengan menggunakan aplikasi internet ini. Ada juga beberapa orang guru yang memanfaatkan internet ini untuk memudahkan dalam mengumpulkan tugas pendidikan inovatif pelajar dengan menggunakan e-mail. Cara ini memudahkan pelajar dalam mengumpulkan tugas tanpa harus mendatangi guru yang bersangkutan. Selain itu cara ini juga cukup membantu pelajar dalam memahami berbagai fungsi dan manfaat lain dari internet.

Akan tetapi, walaupun internet berpotensi untuk meningkatkan proses pembelajaran, banyak juga masih pelajar yang tidak memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi internet untuk hal-hal positif namun lebih cenderung hanya untuk menghabiskan waktu dengan hal yang tidak bermanfaat. Di beberapa tempat juga banyak pelajar-pelajar yang kecanduan bermain game online, dari mulai pelajar SD hingga mahasiswa. Bahkan ada pelajar yang membolos sekolah demi hobinya didunia maya tersebut.
Menurut studi yang dilakukan oleh Ohio State University, semakin sering menggunakan Facebook, semakin sedikit waktu para pelajar untuk belajar dan semakin buruklah nilai-nilai mata pelajaran mereka. Seperti hal nya game online, facebook dan berbagai aplikasi chatting juga membuat kecanduan. Para pelajar khususnya sering di buat lalai dan malas melakukan berbagai kegiatan karena kecanduan dengan hal-hal itu. Hal-hal ini harus dihindari mengingat betapa merugi nya apabila kita terus terseret ke dalam hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu. Mengingat ada beberapa pelajar yang menggunakan aplikasi internet dirumah memperoleh nilai yang lebih tinggi dibandingkan pelajar yang tidak menggunakan internet dirumah. Jadi, ketahuilah bahwa internet akan lebih bermanfaat apabila digunakan dalam meningkatkan proses pembelajaran dan memperoleh ilmu pengetahuan serta informasi. Bermain game online, facebook, chatting dan sebagainya bukan tidak bermanfaat atau tidak boleh. Akan tetapi sebaiknya melakukan kegiatan tersebut hanya sekedar untuk menghilangkan kejenuhan karena terlalu banyak belajar mungkin. Tetapi jangan sampai kecanduan. Bisa-bisa kalau kecanduan hal-hal yang seperti itu dapat menjadi sebuah ancaman bagi anak-anak bangsa yang cerdas.

Mari..anak-anak bangsa yang cerdas untuk lebih selektif dan giat dalam belajar serta lebih memanfaatkan waktu untuk banyak belajar dan jangan membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang tidak ada gunanya. Karena waktu yang terbuang itu tidak akan pernah kembali lagi. So, manfaatkan waktu sebaik-baiknya yaa..
Semoga sukses.. ^^

Sumber : Santrock., J. W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta : Prenada Media Group.
Teknologipendidikan.com
kompas.com