Pages

Rabu, 18 Mei 2011

EFEKTIFKAH CARA MENGAJAR PADA GURU PRIVAT NON-PROFESIONAL??

Topik : Dinamika mengajar pada pengajar yang bukan profesional

Judul : Efektifkah cara mengajar guru privat non-profesional?

Kelompok :
Khairunnisa (10-101)


A. PERENCANAAN

PENDAHULUAN
Fenomena penggunaan jasa guru privat non-profesional atau tidak memiliki ijazah sebagai guru (Akta-4) adalah hal yang biasa di Indonesia. Orang tua yang memiliki anak dengan prestasi kurang baik di sekolah cenderung akan mendatangkan guru privat ke rumah untuk memberikan pelajaran tambahan pada anaknya. Mereka meyakini bahwa belajar privat akan lebih membebaskan anak untuk mempelajari materi-materi yang belum dikuasainya, berbeda dengan  ikut bimbingan belajar yang materinya sudah terstruktur dari awal.

Namun terkadang guru privat yang didatangkan tersebut bukan berasal dari kalangan guru, melainkan dari kalangan mahasiswa yang masih kuliah dan belum memiliki ijazah Akta-4. Bahkan tak jarang mata pelajaran yang mereka ajarkan tidak sesuai dengan bidang yang dipelajarinya di perguruan tinggi.

Selain yang kami sebutkan sebelumnya, alasan para orang tua ini menggunakan jasa guru privat non-profesional adalah gajinya yang tidak terlalu mahal dan waktu mereka yang banyak kosong, sehingga dapat disesuaikan dengan jadwal sekolah si anak. Tentunya berbeda dengan guru profesional yang memiliki jam terbang yang tinggi.

Oleh karena itu, kami tertarik untuk mengetahui keefektifan cara mengajar guru privat non-profesional ini kepada anak. Selain itu, kami juga ingin mengetahui strategi pengajaran seperti apa yang mereka gunakan dan bagaimana mereka mengatasi segala kendala yang muncul saat mengajar tersebut.

LANDASAN TEORI
Mengajar adalah hal yang kompleks. Dan karena siswa/i itu bervariasi, maka tidak ada cara tunggal untuk mengajar yang efektif untuk semua hal (Diaz, 1997). Menurut J.W. Santrock, menjadi seorang guru yang efektif itu harus memiliki dua hal penting, yaitu :

  1. Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Guru yang efektif juga tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan siswa/i dari berbagai latar belakang kultural dan guru yang efektif juga dapat memahami cara menggunakan teknologi yang tepat di dalam kelas.
Di bawah ini adalah beberapa keahlian profesional yang harus dimiliki seorang guru, sehingga dapat dikatakan guru yang efektif, yaitu :
a.       Penguasaan materi pelajaran
b.      Strategi pengajaran
c.       Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
d.      Keahlian manajemen kelas
e.       Keahlian motivasional
f.       Keahlian komunikasi
g.      Bekerja secara efektif dengan murid dari latar belakang kultural yang berlainan
h.      Keahlian teknologi

  1. Komitmen dan motivasi
Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka.


ALAT ATAU BAHAN
  • Pertanyaan
  • Alat tulis (pulpen, buku)
  • Alat perekam suara (Handphone)
  • Notebook

ANALISIS DATA
Kelompok kami mengumpulkan data dengan melakukan wawancara langsung dengan beberapa narasumber atau objek penelitian. Setelah data dikumpulkan, kami membuat kesimpulan dengan cara membaca, mencari persamaan dari jawaban-jawaban narasumber tersebut, dan menghubungkannya dengan landasan teori yang telah kami pilih di atas. Kami menganalisis apakah masing-masing narasumber sesuai dengan teori yang kami pilih itu, sehingga cara mengajarnya bisa dikategorikan efektif.

OBJEK PENELITIAN
Adapun beberapa objek penelitian kami adalah: 
1. Nama : Saddam Azhar Pasaribu 
    Usia : 20 tahun
    Jenis kelamin : Laki-laki
    Pendidikan : STM
    Pekerjaan : Mahasiswa

2. Nama: Cut Irma Safitri
    Usia : 21 tahun
     Jenis kelamin : Perempuan
     Pendidikan : SMA
     Pekerjaan : Mahasiswa

3. Nama : Khairunnisa P.U.
    Usia : 20 tahun
    Jenis kelamin : Perempuan
    Pendidikan : SMA
    Pekerjaan : Mahasiswi

4. Nama : Putri Aulia Rahman
    Usia : 23 tahun
    Jenis Kelamin : Perempuan
    Pendidikan : SMA
    Pekerjaan : Mahasiswi

JADWAL PELAKSANAAN
NO
Tanggal
Waktu
Kegiatan
1.
7 April 2011
10.00 – 12.30 WIB
Pembuatan judul, pendahuluan, landasan teori, alat atau bahan yang digunakan, analisis data, objek atau subjek penelitian.
2.
15 April 2011
15.00 – 16.20 WIB
Pembuatan pertanyaan wawancara
3.
27 April 2011
16.30 – 16.50 WIB
Wawancara dengan narasumber
4.
28 April 2011
16.00 – 16. 45 WIB
Wawancara dengan narasumber
5.
28 April 2011
21.00 – 21.30 WIB
Wawancara dengan narasumber
6.
29 April 2011
12.30 – 13.00 WIB
Wawancara dengan narasumber
7.
3 Mei 2011
10.05 - 10.25 WIB
Perubahan judul
8.
6 Mei 2011
15.30 – 16.00 WIB
Diskusi hasil wawancara
9.
11 Mei 2011
16.00 – 16.30 WIB
Wawancara ulang dengan narasumber
10.
13 mei 2011
11.00 – 11.30 WIB
Wawancara ulang dengan narasumber
11.
13 Mei 2011
15.00 – 15.30 WIB
Wawancara ulang dengan narasumber
12.
13 Mei 2011
21.00 – 21.15 WIB
Wawancara ulang dengan narasumber
13.
16 Mei 2011
08.45 – 15.00 WIB
Membuat kesimpulan dan poster


KALKULASI BIAYA
  1. Biaya transportasi                               Rp 10.000,-
  2. Minuman untuk narasumber                Rp 22.000,-
            Total Biaya :                                     Rp 32.000,-


PERTANYAAN WAWANCARA
1.    Siapakah nama Anda?
2.    Berapa usia Anda?
3.    Apa jenjang pendidikan Anda sekarang?
4.    Apa pekerjaan Anda?
5.    Apa pelajaran yang Anda ajarkan?
6.    Siswa/i kelas berapakah yang Anda ajar?
7.    Apakah alasan Anda menjadi guru privat?
8.    Darimanakah Anda memperoleh pekerjaan sebagai guru privat?
9.    Berapa lama Anda telah menjadi guru privat?
10.     Adakah kendala yang Anda hadapi dalam mengajar? Jika ada, apakah kendala tersebut?
11.     Bagaimana cara Anda mengatasi hal tersebut?
12.     Apakah Anda menguasai materi pelajaran yang Anda ajarkan?
13.     Strategi pengajaran apakah yang Anda terapkan selama ini?
14.     Apakah Anda mempunyai target prestasi pada siswa/i yang Anda ajar?
15.     Apakah di akhir pelajaran siswa/i Anda aktif bertanya? Jika tidak, bagaimana cara Anda membuat siswa/i Anda menjadi aktif bertanya?
16.     Apakah Anda suka memotivasi siswa/i? Bagaimana cara Anda memotivasi mereka?
17.     Apakah Anda mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi?
18.   Apakah budaya mempengaruhi cara Anda berkomunikasi dengan siswa/i yang Anda ajar? Jika ya, apakah hal tersebut mengganggu mereka? Bagaimana cara Anda mengatasinya?
19.   Apakah Anda menggunakan alat bantu teknologi untuk mendukung materi yang Anda ajarkan?
20.     Apakah Anda memiliki komitmen terhadap pekerjaan Anda sebagai guru privat?
21.     Apakah pekerjaan Anda ini mengganggu kegiatan Anda yang lain?
22.    Apakah Anda tidak berniat untuk mendapatkan Akta-4 untuk menjadi seorang guru yang profesional?


B. PELAKSANAAN

Tanggal 7 April 2011, sekitar pukul 10.00 WIB, kelompok kami berkumpul di rumah Khairunnisah untuk mendiskusikan perencanaan tugas mini proyek Pendidikan. Setelah berdiskusi selama hampir 1 jam, kami memutuskan untuk memilih topik kedua yaitu : Dinamika Mengajar pada Guru Non Profesional. Lalu kami memilih judul “Seberapa profesionalkah cara mengajar guru privat non profesional?” Di hari itu juga, kami menentukan beberapa narasumber yang bisa dijadikan objek penelitian kami dan mengetik alasan kami memilih topik dan judul tersebut beserta landasan teori yang bisa kami gunakan.

Beberapa hari setelah itu, sekitar tanggal 15 April 2011, kami  mulai membuat janji dengan narasumber untuk mengadakan wawancara serta mulai menyusun pertanyaan wawancara, disesuaikan dengan landasan teori yang kami gunakan. Pada tanggal 27 April 2011 pukul 16.30 WIB, kami mewawancarai Putri Aulia Rahman di musholla Psikologi USU.  Lalu kami mewawancarai objek kedua yaitu Saddam pada tanggal 28 April 2011 pukul 16.00 WIB. Keesokan harinya, kami mewawancarai narasumber ketiga yaitu Khairunnisa P.U. di Psikologi USU. Dan yang terakhir, kami mewawancarai Cut Irma di rumahnya pada tanggal 29 April 2011 pada pukul 12.30 WIB.

Kemudian saat kuliah Psikologi Pendidikan, kami menanyakan mengenai judul tugas proyek yang kami pilih kepada Bu Dina. Lalu Bu Dina memberikan sedikit saran untuk judul, sehingga kami mengganti judul tugas proyek kami menjadi “Efektifkah cara mengajar guru privat non profesional?”. Sehingga mau tidak mau, kami menambah pertanyaan wawancara sesuai dengan landasan teori yang kami pilih dan melakukan wawancara ulang dengan narasumber tersebut.

Beberapa hari kemudian, kami berdiskusi kembali di kampus untuk mengetik perencanaan dan pelaksanaan tugas mini proyek kami. Setelah itu, kami mengadakan wawancara kembali narasumber untuk bertanya tentang pertanyaan-pertanyaan yang sudah kami tambah, agar kami bisa menyimpulkannya lebih akurat lagi. Lalu pada tanggal 16 Mei 2011 pukul 08.45 WIB, kami menyimpulkan dan membuat disain informatif poster berwarna menggunakan aplikasi Adobe Photoshop di rumah Khairunnisa.


C. PELAPORAN DAN EVALUASI
1.    LAPORAN
Dari empat narasumber yang kami pilih, kami mendapatkan data berupa jawaban yang disesuaikan dengan landasan teori adalah sebagai berikut :

No. Kriteria Saddam (1) Cut Irma (2) Khairunnisa PU (3) Putri Aulia (4)
1. Penguasaan materi - - 0 -
2. Strategi mengajar - - 0 -
3. Target prestasi 0 0 - 0
4. Keahlian manajemen murid 0 0 - 0
5. Keahlian motivasi 0 0 0 0
6. Keahlian komunikasi 0 0 0 0
7. Pengaruh kultur - - - -
8. Penggunaan teknologi - - - -
9. Komitmen 0 0 - 0


 Keterangan :
0 : memenuhi kriteria
- : tidak memenuhi kriteria

                 Sehingga kami menyimpulkan bahwa dari keempat narasumber tersebut bahwa kebanyakan dari mereka tidak menguasai materi yang diajarkan. Meskipun begitu mereka memiliki strategi mengajar dan target prestasi untuk siswa/i yang diajar. Mereka juga memiliki keahlian motivasi dan komunikasi yang baik. Kultur tidak mempengaruhi mereka dalam mengajar. Sehingga mereka berkomitmen terhadap pekerjaannya. Tapi kekurangannya adalah mereka tidak menggunakan alat bantu teknologi.

                 Efektifkah cara mengajar guru privat non-profesional ?
                 Kesimpulan kelompok kami adalah bahwa cara mengajar guru privat non-profesional tersebut cukup efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa/i yang mereka ajar. Meskipun mereka tidak begitu menguasai materi yang diajarkan, tapi mereka memiliki kemauan untuk mempelajari dahulu materi yang akan mereka ajarkan.

Desain Poster

 
 

2. EVALUASI
Awalnya kami mengadakan perencanaan, dan setelah kami melaksanakan proses dan prosedurnya, kami banyak mengalami kesulitan dan perubahan rencana. Namun hal itu tidak menyurutkan keinginan kami untuk menyelesaikan mini proyek ini. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain masalah waktu untuk diskusi dan banyaknya tugas kuliah (sehingga kami harus bisa membagi waktu antara tugas kuliah dan mini proyek).
           
Bahkan kami sempat mengganti judul proyek setelah menerima saran dari Bu Dina, sehingga kami harus menambah pertanyaan dan mengadakan wawancara ulang untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih maksimal. Tentu saja hal itu mengganggu perencanaan awal kami untuk menyelesaikan tugas proyek ini. Namun semoga hasilnya memuaskan, karena kami telah berusaha semaksimal mungkin.

3.      TESTIMONI KELOMPOK 
“Tugas mini proyek ini sangat menguji kekuatan dari team-work kami. Waktu menjadi kendala utama dalam pengerjaannya. Tapi di balik itu semua, kami dapat banyak pengalaman dan wawasan baru, terutama ketika mencari data. Sehingga kami bersemangat ketika mengerjakannya :)

Liliyana (10-029) :
Saya mendapat pengalaman menarik dari tugas mini proyek ini. Mengapa? Inilah untuk pertama kalinya saya melakukan penelitian dan wawancara langsung untuk mencari data. Walaupun kami mengalami banyak kendala dan kesulitan, tapi kami telah berusaha semaksima mungkin untuk menyelesaikan tugas mini proyek ini. Dan semoga hasilnya tidak mengecewakan :)

Efrianty (10-119) :
Pendapat saya tentang tugas proyek, asyik dan seru. Mengerjakan tugas proyek ini menambah pengalaman saya. Untuk pertama kalinya saya mewawancarai orang. Karena masih pertama, jadi saya sedikit gugup. Dan saat saya bertanya kepada narasumber, kadang sekilas raut wajahnya kelihatan bingung dengan pertanyaan yang saya ajukan. Mungkin karena gugup jadi suara saya tidak jelas didengar. Tapi, saya senang bisa melakukan itu. untuk pertamanya ada bingungnya dan kesulitan dalam mengerjakannya. Tapi, mengasikkan saat melakukannya.

Khairunnisah (10-101) :
Mengerjakan tugas mini proyek ini merupakan suatu dasar bagi kami untuk belajar mengerjakan tugas proyek yang lebih tinggi tingkatannya. Mengerjakan tugas mini proyek bagi saya juga merupakan sesuatu yang menambah pengalaman karena dalam menyelesaikan tugas ini kami melakukan wawancara kepada beberapa narasumber. Disamping itu, mengerjakan tugas ini juga menambah wawasan, karena dengan mewawancarai beberapa narasumber, kami jadi tahu bagaimana fenomena mengajar pada guru privat. Walaupun sering mengalami kebingungan, Alhamdulillah kami dapat juga menyelesaikan tugas ini. :) Semoga hasilnya memuaskan.. Amiiin...

Daftar Pustaka :
Santrock, J.W. 2010. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Kencana

Senin, 09 Mei 2011

BAGAIMANA PROSES BELAJAR PADA ORANG DEWASA (ANDRAGOGI)?

Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar, dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar. Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal mungkin dalam kegiatan pembelajaran.

Prinsip-prinsip Belajar untuk Orang Dewasa
Proses belajar pada orang dewasa terdiri dari beberapa prinsip yaitu :
  1. Orang dewasa belajar dengan baik apabila dia secara penuh ambil bagian dalam kegiatan-kegiatan
  2. Orang dewasa belajar dengan baik apabila menyangkut mana yang menarik bagi dia dan ada kaitan dengan kehidupannya sehari-hari.
  3. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila apa yang ia pelajari bermanfaat dan praktis
  4. Dorongan semangat dan pengulangan yang terus menerus akan membantu seseorang belajar lebih baik
  5. Orang dewasa belajar sebaik mungkin apabila ia mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan secara penuh pengetahuannya, kemampuannya dan keterampilannya dalam waktu yang cukup
  6. Proses belajar dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman lalu dan daya pikir dari warga belajar
  7. Saling pengertian yang baik dan sesuai dengan ciri-ciri utama dari orang dewasa membantu pencapaian tujuan dalam belajar.

Karakteristik Warga Belajar Dewasa
Beberapa karakteristik warga belajar orang dewasa yang terlibat dalam proses pengajaran yaitu :
  1. Orang dewasa mempunyai pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda
  2. Orang dewasa yang miskin mempunyai tendensi, merasa bahwa dia tidak dapat menentukan kehidupannya sendiri.
  3. Orang dewasa lebih suka menerima saran-saran dari pada digurui
  4. Orang dewasa lebih memberi perhatian pada hal-hal yang menarik bagi dia dan menjadi kebutuhannya
  5. Orang dewasa lebih suka dihargai dari pada diberi hukuman atau disalahkan
  6. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai kecendrungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya
  7. Apa yang biasa dilakukan orang dewasa, menunjukkan tahap pemahamannya
  8. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama
  9. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan iktikad yang baik, adil dan masuk akal
  10. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya. Oleh karena itu ia lebih suka melakukan sendiri sebanyak mungkin
  11. Orang dewasa menyenangi hal-hal yang praktis
  12. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalon hubungan dekat dengan teman baru.

Karakteristik Pengajar Orang Dewasa
Seorang pengajar orang dewasa haruslah memenuhi persyaratan berikut :
  1. Menjadi anggota dari kelompok yang diajar
  2. Mampu menciptakan iklim untuk belajar mengajar
  3. Mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi, rasa pengabdian dan idealisme untuk kerjanya
  4. Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain
  5. Menyadari kelemahannya, tingkat keterbukaannya, kekuatannya dan tahu bahwa di antara kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi tertentu.
  6. Dapat melihat permasalahan dan menentukan pemecahannya
  7. Peka dan mengerti perasaan orang lain, lewat pengamatan
  8. Mengetahui bagaimana meyakinkan dan memperlakukan orang
  9. Selalu optimis dan mempunyai iktikad baik terhadap orang
  10. Menyadari bahwa "perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim untuk belajar"
  11. Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi negatif fan pisitif.




APA SIH PAEDAGOGI ITU??

Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan. Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah "pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu ilmu dan seni mengajar kanak-kanak". Akhirnya pedagogi kemudian didefinisikan secara umum sebagai "ilmu dan seni mengajar". Atau dengan kata lain paedagogi merupakan seni dan ilmu pengetahuan tentang mendidik anak-anak dan sering digunakan sebagai sebuah sinonim untuk suatu pengajaran. Secara lebih tepatnya, pedagogi mewujudkan pendidikan yang berfokuskan guru. Dalam suatu model pedagogi, guru memikul tanggungjawab untuk membuat keputusan tentang apa yang akan dipelajari, dan bagaimana ia akan dipelajari, dan kapan ia akan dipelajari. Guru mengarahkan pembelajaran.

Dalam pedagogi, anak-anak sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya bahwa ia bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan dan bagaimana mengajarkannya. Gurulah yang mengevaluasi hasil belajar.
Dalam pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Anak-anak mengikuti aktifitas belajar, dimana mereka sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai peserta pasif.
Dalam pedagogi pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan (mata ajar) yang telah ditentukan sebelumnya. Materi ajar telah diourutkan secara sistematis dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar.
Dalam pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau dipaksa atau diwajibkan atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu.

Citra diri seorang anak-anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain. Pada saat anak itu menjadi dewasa, ia menjadi kian sadar dan merasa bahwa ia dapat membuat keputusan untuk dirinya sendiri. Perubahan dari citra ketergantungan kepada orang lain menjadi citra mandiri. Hal ini disebut sebagai pencapaian tingkat kematangan psikologis atau tahap masa dewasa. Dengan demikian, orang yang telah mencapai masa dewasa akan berkecil hati apabila diperlakukan sebagai anak-anak.
Pada anak-anak, pengalaman itu justru hal yang baru sama sekali. Anak-anak memang mengalami banyak hal, namun belum berlangsung sedemikian sering. Dalam pendekatan proses pedagogi, pengalaman itu justru dialihkan dari pihak guru ke pihak murid. Sebagian besar proses belajar dalam pendekatan pedagogi, karena itu, dilaksanakan dengan cara-cara komunikasi satu arah, seperti ; ceramah, penguasaan kemampuan membaca dan sebagainya. Dalam proses seperti itu, maka semua pengalaman peserta didik dapat didayagunakan sebagai sumber belajar.
Dalam pendekatan pedagogi, gurulah yang memutuskan isi pelajaran dan bertanggung jawab terhadap proses pemilihannya, serta kapan waktu hal tersebut akan diajarkan.
Pada pendekatan pedagogi, belajar itu justru merupakan proses pengumpulan informasi yang sedang dipelajari yang akan digunakan suatu waktu kelak.



Sumber : http://forum.um.ac.id/index.php?topic=1690.0